Lalu, dimana letak kesalahan dari pendefinisian kedua istilah yang
kerap hinggap ditelinga kita ini? Apalagi semenjak ada kabar bahwa
"KPU-online" dibobol oleh para "hacker" beberapa bulan kebelakang, atau
bahkan baru-baru ini situs "POLRI" & "Lemhannas" juga dikabarkan
telah dibobol oleh seorang hacker. Benarkah itu adalah pekerjaan
seorang hacker? Atau pekerjaan
seorang cracker?
Tulisan
ini mencoba menjawab dua istilah yang tidak asing ditelinga kita
tersebut dengan wacana seorang pembelajar murni. Artinya, saya bukan
dari kedua golongan tadi. Walaupun pada akhirnya menjadi tertarik untuk
sekedar tahu aktifitas mereka (para hacker & cracker) sebagai satu
ilmu yang menarik dalam dunia IT beberapa tahun ini.
PERSOALAN DASARHacker dalam tulisan Eric Steven Raymond adalah "
there
is a community, a shared culture, of expert programmers and networking
wizards that its history back trough decades to the firs time-sharing
minicomputers and the earliesr ARPAnet experiment"
Dengan kata lain, Raymon mengatakan, "
the members of this culture originated the term 'hacker'".
Para hackerlah yang kemudian memperkenalkan internet, membuat program
sistem operasi UNIX hingga bisa digunakan saat ini. Dan para hacker pula
lah yang telah berjasa dalam menjalankan World Wide Web (www) sehingga
dapat dinikmati oleh semua orang di seluruh dunia di belahan manapun dia
berada asal terkoneksi pada internet.
Lebih lanjut Raymon mengatakan "
jika
anda berada pada komunitas ini dan jika anda memiliki konstribusi
didalamnya, dan kemudian orang mengenal anda sebagai hacker, maka anda
adalah seorang hacker".
Sekilas dari pandangan Raymon kita
dapat satu definisi bahwa seorang hacker bukanlah orang yang jahat
seperti yang kita pikirkan selama ini. Ya, jika mereka memang bisa masuk
kedalam komputer kita (malalui jaringan internet) karena mereka bisa
menguasai ilmunya. Namun jika ada orang yang kemudian masuk secara
ilegal kedalam komputer kita dan kemudian "mencuri dan mengacak-ngacak"
data kita, mereka adalah CRACKER. Dan bisa jadi mereka adalah seorang
hacker dalam dunia yang berbeda. Dengan kata lain, mereka semua adalah
para ahli dalam hal teknologi informasi ini dan berkecimpung serius
didalamnya.
Namun untuk menghindari kerancuan, maka sebuah kata kunci dalam masalah ini, menurut Raymon adalah perbedaan antara keduanya;
seorang Hackeradalah dia yang membangun sistem, sementara
seorang Cracker malah "
menghancurkannya". (How to become a hacker, Eric S. Raymond, 2001).
Kapan
istilah hacker menjadi trend sebagai sebuah kejahatan yang menakutkan?
Tidak lain karena "dosa" pakar film di hollywood yang membiaskan istilah
hacker dan cracker ini. Banyak film yang mengangkat tema hacker dalam
sebuah bentuk "
penghancuran sistem informasi" yang seharusnya makna itu diterapkan pada seorang cracker.
Sebut misalnya film
The Net (1995),
Take Down (1999). Film tersebut mengangkat tema hacker untuk menyebut cracker.
Dan
dari kesalah penafsiran tadi, hingga kini pun istilah hacker masih
dibiaskan dengan istilah cracker. Kerancuan itu tidak hanya terjadi di
Indonesia saja, bahkan di luar negeripun pandangan terhadap keduanya
sama seperti itu.
Terminologi hacker muncul pada awal tahun
1960-an diantara anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad club
di Lab Kecerdasan Artifisial Masschusetts Institute Of Teknology (MIT).
Istilah hacker awalnya bermakna positif untuk menyebut seorang anggota
yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program
komputer dengan lebih baik ketimbang yang ada sebelumnya (Memahami
karakteristik Komunitas Hacker: Studi Kasus pada Komunitas Hacker
Indonesia, Donny B.U, M.Si)
MENJADI HACKERMungkin
sekilas tentang definisi di atas cukup untuk membatasi sejauh mana
peranan seorang hacker dan cracker itu. Tulisan ini tidak akan
mengangkat sejarah hacker dan awal mula kerancuannya. Namun lebih
menitik beratkan pada bagaimana seandainya kita belajar menjadi hacker.
Atau lebih spesifik, bisakah kita menjadi seorang hacker?
Dalam
tulisan How to Become a Hacker, Eric Steven Raymon mengatakan bahwa
menjadi hacker tidaklah segampang yang dikira. Langkah awal untuk
menjadi seorang hacker haruslah menguasai minimal 5 bahasa pemrograman
yang ada. Ia menyebut bahasa pemrograman C/C++, Java, Perl, Phyton &
LISP. Selain itu mampu berinteraksi dengan program HTML untuk dapat
membangun komunikasi dengan jaringan internet. Semua dasar diatas adalah
ilmu yang "wajib" dimiliki jika kita memang berminat untuk menjadi
seorang hacker sejati. Karena pada dasarnya menjadi Hacker adalah
penguasaan terhadap membaca dan menulis kode.
Kenapa kode? Karena
memang komputer yang kita jalankan setiap hari pada intinya adalah
terdiri dari berbagai kode instruksi yang cukup rumit.
Selain
penguasaan terhadap bahasa pemrograman diatas, kita pun harus punya
bekal yang cukup dalam berbahasa inggris untuk dapat saling bertukar
pikiran dengan komunitas hacker dari seluruh dunia. Ini tidak dilarang
karena pada umumnya, mereka (anggota komunitas tersebut) memiliki kode
etik tersendiri tentang open-source atau kode-kode program yang boleh
dibuka dan diutak atik oleh orang lain. Contoh, kode-kode Linux yang
marak di perkenalkan baru-baru ini memiliki konsep open source dan
karenanya bisa dimiliki oleh khalayak ramai dengan sebutan free
software.
Kembali pada persoalan diatas, menjadi seorang hacker
untuk tujuan saling berbagi ilmu dalam teknologi informasi ini, atau
dalam arti yang lebih luas untuk memudahkan pemakai komputer pada masa
yang akan datang, bukanlah hal harus ditakuti. Sebaliknya, ilmu tersebut
harus diterjemahkan dan sama-sama digali sehingga menjadi bagian
terintegral dalam memahami lika-liku dunia cyber. Asal saja kita tidak
terjebak pada prilaku yang negatif sehingga menjadi seorang cracker yang
membobol sitem rahasia orang lain.
PERBEDAAN HACKER DAN CRACKERa) HACKER
- Mempunyai
kemampuan menganalisa kelemahan suatu sistem atau situs. Sebagai contoh
: jika seorang hacker mencoba menguji situs Yahoo! dipastikan isi situs
tersebut tak akan berantakan dan mengganggu yang lain. Biasanya hacker
melaporkan kejadian ini untuk diperbaiki menjadi sempurna.
- Hacker mempunyai etika serta kreatif dalam merancang suatu program yang berguna bagi siapa saja.
- Seorang Hacker tidak pelit membagi ilmunya kepada orang-orang yang serius atas nama ilmu pengetahuan dan kebaikan.
b) CRACKER
- Mampu
membuat suatu program bagi kepentingan dirinya sendiri dan bersifat
destruktif atau merusak dan menjadikannya suatu keuntungan. Sebagian
contoh : Virus, Pencurian Kartu Kredit, Kode *****, Pembobolan Rekening
Bank, Pencurian Password E-mail/Web Server.
- Kasus
yang paling sering ialah Carding yaitu Pencurian Kartu Kredit, kemudian
pembobolan situs dan mengubah segala isinya menjadi berantakan. Sebagai
contoh : Yahoo! pernah mengalami kejadian seperti ini sehingga tidak
bisa diakses dalam waktu yang lama, kasus clickBCA.com yang paling
hangat dibicarakan tahun 2001 lalu.
Sudah jelas yang sebenarnya
orang jahat itu adalah
cracker bukan hacker seperti kebanyakan pendapat orang.
Di
sisi ini menarik untuk di simak, satu sisi, kita butuh teknologi
canggih yang kerap bermunculan dalam hitungan detik, sisi lain ada
kekhawatiran takut terjebak pada pola "nyeleneh" yang berakibat patal.
Namun demikian, sebagai satu sikap, kita berpijak pada satu kesepakatan,
bahwa mempelajari bahasa-bahasa yang ditawarkan oleh Eric Steven Raymon
diatas, adalah hal yang baik. Karena dengan mempelajarinya, kita
minimal dapat mendapat solusi untuk membuat program yang berguna bagi
orang lain. Dan jika ini dilakukan, percayalah, anda adalah seorang
hacker.