BEIJING - Sebuah replika dengan ukuran
yang sama kapal legendaris Titanic akan dibangun di China, menyusul
kesepakatan antara seorang pengusaha Australia dan sebuah galangan kapal
di China.
Titanic II, dijadwalkan selesai dibangun pada 2016. Selanjutnya, kapal ini akan berlayar ke Inggris dan bersiap untuk melakukan pelayaran perdananya dari Southampton ke New York, mengulangi perjalanan Titanic pada 1912 lalu yang berakhir dengan tragedi.
Galangan kapal Jinling di Nanjing sudah menandatangani kesepakatan awal untuk membangun replika kapal ini dengan pengusaha Australia Clive Palmer.
Desain kapal, yang diklaim sama persis dengan Titanic asli, melibatkan sebuah konsorsium termasuk perusahaan Norwegia, Deltamarin.
"Sangat sulit menduplikasi sebuah kapal pesiar mewah. Namun, galangan kapal Jinling memiliki sejarah membangun berbagai jenis kapal selama 60 tahun dengan kualitas tinggi," kata Direktur Jinling, Ge Biao, seperti dikutip kantor berita Xinhua.
Kapal itu nantinya akan memiliki panjang 270 meter dan tinggi 53 meter. Kapal ini terdiri dari sembilan tingkat dan 840 kamar yang mampu menampung 2.400 penumpang dan 900 orang awak.
"Kapal ini akan dilengkapi teknologi terbaru, termasuk sistem komunikasi dan keselamatan terbaik yang memenuhi standar navigasi modern," papar juru bicara Galangan Kapal Jinling, Li Wenbao.
Sementara itu, perwakilan Clive Palmer akhir pekan lalu mengatakan minat untuk menumpang kapal ini sangat besar. Bahkan beberapa orang berani membayar tiket 1 juta dolar AS agar bisa ikut dalam pelayaran perdananya pada 2016.
Keputusan Palmer memilih sebuah perusahaan China untuk membangun kapal impiannya sempat menuai pertanyaan dan skeptisisme. Isu ini kemudian diangkat media massa pro-pemerintah China.
"Sejumlah skandal di dalam dan luar negeri membuat barang-barang 'Made in China' memiliki arti murah dan berkualitas rendah," demikian tajuk rencana harian Global Times.
Maka, Global Times menulis, proyek Titanic II ini adalah kesempatan bagi China untuk membuktikan kualitas produksi negeri Tirai Bambu itu.
"Ini adalah tantangan bagi China untuk menjalankan misi ini di bawah pandangan dunia," tukas harian itu.
Titanic yang asli tenggelam dalam pelayaran perdananya pada 15 April 1912 setelah menghantam sebuah gunung es di Samudera Atlantik saat berlayar menuju New York, AS. Tragedi itu mengakibatkan 1.523 penumpang dan awak meninggal dunia.
Sejarah dan legenda Titanic sangat dikenal di China, terutama akibat popularitas film "Titanic" yang dibintangi Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet.
Titanic II, dijadwalkan selesai dibangun pada 2016. Selanjutnya, kapal ini akan berlayar ke Inggris dan bersiap untuk melakukan pelayaran perdananya dari Southampton ke New York, mengulangi perjalanan Titanic pada 1912 lalu yang berakhir dengan tragedi.
Galangan kapal Jinling di Nanjing sudah menandatangani kesepakatan awal untuk membangun replika kapal ini dengan pengusaha Australia Clive Palmer.
Desain kapal, yang diklaim sama persis dengan Titanic asli, melibatkan sebuah konsorsium termasuk perusahaan Norwegia, Deltamarin.
"Sangat sulit menduplikasi sebuah kapal pesiar mewah. Namun, galangan kapal Jinling memiliki sejarah membangun berbagai jenis kapal selama 60 tahun dengan kualitas tinggi," kata Direktur Jinling, Ge Biao, seperti dikutip kantor berita Xinhua.
Kapal itu nantinya akan memiliki panjang 270 meter dan tinggi 53 meter. Kapal ini terdiri dari sembilan tingkat dan 840 kamar yang mampu menampung 2.400 penumpang dan 900 orang awak.
"Kapal ini akan dilengkapi teknologi terbaru, termasuk sistem komunikasi dan keselamatan terbaik yang memenuhi standar navigasi modern," papar juru bicara Galangan Kapal Jinling, Li Wenbao.
Sementara itu, perwakilan Clive Palmer akhir pekan lalu mengatakan minat untuk menumpang kapal ini sangat besar. Bahkan beberapa orang berani membayar tiket 1 juta dolar AS agar bisa ikut dalam pelayaran perdananya pada 2016.
Keputusan Palmer memilih sebuah perusahaan China untuk membangun kapal impiannya sempat menuai pertanyaan dan skeptisisme. Isu ini kemudian diangkat media massa pro-pemerintah China.
"Sejumlah skandal di dalam dan luar negeri membuat barang-barang 'Made in China' memiliki arti murah dan berkualitas rendah," demikian tajuk rencana harian Global Times.
Maka, Global Times menulis, proyek Titanic II ini adalah kesempatan bagi China untuk membuktikan kualitas produksi negeri Tirai Bambu itu.
"Ini adalah tantangan bagi China untuk menjalankan misi ini di bawah pandangan dunia," tukas harian itu.
Titanic yang asli tenggelam dalam pelayaran perdananya pada 15 April 1912 setelah menghantam sebuah gunung es di Samudera Atlantik saat berlayar menuju New York, AS. Tragedi itu mengakibatkan 1.523 penumpang dan awak meninggal dunia.
Sejarah dan legenda Titanic sangat dikenal di China, terutama akibat popularitas film "Titanic" yang dibintangi Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !